Sebelum menjawab ke sana, mari kita lihat beberapa fakta di cabang lain yang juga menyangkut nama besar.
Michael Jordan adalah magnet. NBA sangat berkibar, terutama di Indonesia, selama Jordan masih bertanding. Namun begitu dia benar-benar pensiun, sinar NBA pun berkurang. Hingga kini belum ada yang mampu menggantikan kharisma Jordan.
Bahwa di Amerika NBA masih ramai dan bahkan Presiden Barack Obama menyaksikan langsung dari tepi lapangan klub kesayangannya yang dulu juga tenar bersama Jordan, Chicago Bulls, itu hal lain. Dunia melihatnya berbeda.
Di F1, kebintangan juga terasa. Michael Schumacher adalah sosok besar, bukan cuma buat Jerman, Italia, dan Ferrari, tapi juga dunia. Khusus di Italia, bahkan dia sudah dianggap seperti manusia setengah dewa.
Mungkin dari sisi keterampilan di atas trek Lorenzo dan Marquez bisa melengkapi semua yang ada pada Rossi. Tapi soal keramahannya kepada penggemar, wartawan, atau siapa pun di paddock atau di luar sirkuit, kekonyolannya di depan kamera, hingga hiburan lain, Rossi belum tergantikan.
Ketika comeback dari pensiunnya di musim 2010 dan ganti baju membela Mercedes, F1 tiba-tiba bergairah kembali. Schuminya sendiri sih tidak berprestasi, tapi rating televisi ikut meningkat.
Di depan mata saya, di Sirkuit Monza, Italia, Schumi masih dikerubuti penggemar setiap kali datang ke sirkuit. Hal serupa saya tidak lihat pada diri Fernando Alonso, padahal Alonso adalah nama besar lain yang diharapkan mampu menggantikan Schumi.
Di luar Alonso, Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton sangat jauh dari harapan menaikkan pamor F1. Bahkan di Jerman sendiri Vettel tak mampu melakukan itu. Hanya khusus di Inggris pamor Hamilton sangat tinggi dan dia berhasil menjaga marwah F1 di sana.
Dalam level tertentu, golf sempat begitu heboh dengan kehadiran Tiger Woods. Orang yang tak mengerti golf pun bisa tiba-tiba merasa jadi ahlinya. Namun, sekarang tidak lagi. Orang tak peduli siapa pemain nomor satu dunia saat ini, apakah itu Rory McIlroy atau Jordan Spieth.
***
Bagaimana dengan Rossi? MotoGP sudah pasti sangat membutuhkan dia. Rossi masih jadi daya tarik kenapa orang masih mau datang ke sirkuit atau meluangkan waktu 50 menitan nonton TV saban ada GP.
Rossi masih jadi trending topic. Selama di tribun sebuah sirkuit masih banyak terdapat lautan kuning yang mengusung #46, selama itu pula MotoGP masih membutuhkan Rossi.
Dan itu terlihat bukan hanya di Mugello atau Misano, dua sirkuit di Italia, tapi juga di negara-negara lain, termasuk Spanyol, negeri asal dua musuh besar Rossi saat ini, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.
Faktor lain yang membuat MotoGP masih membutuhkan sosok Rossi adalah, Lorenzo dan Marquez, atau Casey Stoner sebelumnya, belum terlihat mampu menggantikan semua peran yang akan diwariskan Rossi.
Mungkin dari sisi keterampilan di atas trek Lorenzo dan Marquez bisa melengkapi semua yang ada pada Rossi. Tapi soal keramahannya kepada penggemar, wartawan, atau siapa pun di paddock atau di luar sirkuit, kekonyolannya di depan kamera, hingga hiburan lain, Rossi belum tergantikan.
Memang sih Rossi saat ini sangat menurun dari sisi performa. Dia masih memimpin klasemen hanya karena konsisten dapat angka berbekal pengalamannya.
Tapi, yakinlah, seandainya Rossi dapat titel lagi musim ini dan lalu dia menyatakan pensiun, rating MotoGP ikut-ikutan kena dampaknya. Semoga itu belum terjadi di 2016.
0 komentar:
Posting Komentar